SOS: VAR Tak Mudah Untuk Indonesia

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta- Ketika banyak kasus di lapangan baik Liga 1, Liga 2 sampai Liga 3 bahkan kompetisi Elit Pro Academy (EPA) U-18 terkait blunder keputusan wasit semua berteriak: Sepakbola Indonesia butuh Video Assistant Referee alias VAR. Dan, PT Liga Indonesia Barua (LIB) pun "kegenitan" merespon kritikan publik dengan mengaku siap menggelontorkan dana 6 juta dolar US sekitar Rp 84 miliar untuk membeli VAR dan akan menggunakannya musim depan. Wacana yang sudah dimunculkan sejak 2 tahun silam, tapi sulit terealisasi. Kenapa? KARENA VAR TIDAK MUDAH! Tidak seperti beli televisi di toko elektronik yang langsung bisa digunakan semaunya. Kecuali kompetisi sepakbola nasional mau berubah status dari profesional menjadi amatir atau tarkam. Bisa semaunya gunakan sekadar pasang TV di pinggir lapangan layaknya turnamen 17-an.

VAR membutuhkan persiapan 1,5 tahun. Itu setelah berkonsultasi dengan FIFA. Ada 18 kriteria yang harus dipenuhi sesuai dengan law of the games yang dikeluarkan IFAB. Pada saat penggunaan VAR harus ada tiga operator yang selalu stand by mengawasi. Dua di antaranya harus wasit yang sudah berlatih soal VAR dan ada wasit (tidak harus berlisensi FIFA) yang sudah dilatih menggunaaan alat komunikasi yang terhubung dengan VAR. Jadi dalam satu laga minimal butuh 4 wasit. Ada cadangan 1 untuk asisten wasit. Dengan VAR, tambah di belakang dua wasit. Jadi harus ada 7 wasit perlaga yang sudah dilatih FIFA selama 6-8 bulan.

Ada asistensi dari FIFA selama setahun pertama. Ada beberapa dasar-dasar dari FIFA yang harus dipatuhi sebelum bisa diaplikasikan secara penuh. Salah satunya jumlah minimum license (izin) wasit yang mengoperasikan VAR. Selain itu, VAR diperlukan sekurangnya 20 kamera dalam satu laga. Stadion di Indonesia memasang 8 kamera saja sulit. Jadi, VAR selain soal anggaran, infrastruktur, juga soal kompetensi. SDM kita belum mampu. Mulai dari maintenance sampai pemahamannya. Bisa jadi bila digunakan setiap saat terjadi masalah di lapangan. Wasit jadi bulan-bulanan. 

Pilihan paling rasional saat ini adalah pembenahan wasit. Jangan lagi ada wasit titipan, wasit arisan, dan wasit bagi hasil! PSSI dan LIB harus bongkar mafia wasit dulu sebelum bicara VAR! BERANI? (rls)